MENULIS SEBUAH KENANGAN : REKAM JEJAK TELUK TAMIANG KOTABARU, 2014-2018.


Halo kembali lagi dalam sebuah tulisan terbaru tahun 2018, dengan tema yang sama, menuliskan sebuah cerita nostalgia masa muda. mengenang sebuah ritme perjalanan masa muda dalam menikmati kehidupan, kali ini aku menuliskan sebuah cerita tentang perjalanan yang dimulai 4 tahun lalu, langkah kaki melihat tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, silahturahmi dengan orang-orang baru, nostalgia menjelang format masa depan yang sangat dinanti.

tak terasa 4 tahun sudah berlalu, sebuah perjalanan liburan di kota sendiri diakhir pekan. nostalgia ini sekaligus wadah untuk melihat perubahan-perubahan kearah yang lebih baik desa Teluk Tamiang Kotabaru.
awal cerita untuk liburan ke desa Teluk Tamiang sebenarnya terdorong dari desakan rekan-rekan di Banjarmasin yang bertanya-tanya bagaimana desa Teluk Tamiang yang pantai dan terumbu karangnya cantik itu, dan 2014 saya dan kerabat di Kotabaru memutuskan liburan ke desa Teluk Tamiang di akhir pekan setelah sholat jumat, ya, tahun 2014 kantor saya cuman kerja sampai jam 11 siang, setelah sholat jumat udah libur.


sangat mengejutkan melihat kondisi jalan di pulau laut barat pada tahun 2014, sebuah ironi saat saya yang dikota mengeluh hal-hal kecil, disini mereka berjuang sangat hebat. namun ada satu hal yang menyejukan dibalik kondisi jalan yang rusak ini, rasa kekeluargaan dan empati yang sangat kental didalam sanubari untuk saling membantu.



namun semakin tahun perbaikan terus dikerjakan, dari 2014-2018 peningkatan jalan sudah meningkat 80%, sudah sangat menikmati perjalanan disana, walau belum sempurna, setidaknya tidak ada lagi jalan rusak kolam ikan seperti tahun 2014 lalu, semoga perbaikan jalan terus berlanjut.
foto dari grup facebook S E L O N T A R A N yang dibagikan akun AMANK.

beberapa titik jalan di semen dan di aspal, perkembangan terbaru adalah pengaspalan jalan di Batu Ladung yang dulu licin dan terjal, sekarang sudah mulus aspal.
kiriman foto dari instagram : Penikmat weekend.

selain perkembangan jalan yang sudah semakin baik, ada sektor yang  cukup melegakan. yaitu masyarakat yang sadar ekowisata, wisata yang meningkatkan taraf kehidupan desa nelayan ini.
pada tahun 2014-2015 nelayan belum sadar tentang ekowisata untuk kesejahteraan, tahun 2014 kapal kecil bisa diisi bebas 10-15 orang bersama tambahan 2 nahkoda kapalnya. secara prosedur memang tidak safety walau mayoritas yang naik kapal memang bisa berenang.
pada awal 2016 nelayan di desa Teluk tamiang dan Tanjung Kunyit melakukan diskusi antar desa yang menghasilkan dua poin penting : yang pertama adalah pembatasan penumpang yang satu kapal diisi 7-10 orang saja, dan yang kedua adalah kapal hanya satu kali jalan saja, bila kita ke pulau Tanjung Kunyit, maka saat pulang ke Teluk Tamiang nelayan kapal Tanjung kunyit yang mengantar, biaya yang dikeluarkan adalah 300ribu untuk (Pergi-Pulang) Teluk Tamiang- Tanjung kunyit, 150ribu untuk nelayan Teluk Tamiang & sisanya untuk nelayan Tanjung kunyit.

diblog ini aku sekaligus ingin mencurahkan beberapa pendapat sekaligus (Open Mind) untuk kawan-kawan yang mengeluhkan masalah kapal yang kalian bilang Mahal & harusnya tidak usah dibatasi isi orang. untuk kalian renungkan adalah ; mereka di Teluk Tamiang dan Tanjung Kunyit 80% adalah Nelayan yang mengandalkan laut, dan tidak tiap hari mereka bisa pergi kelaut karena alasan cuaca yang tidak bersahabat, bisa melaut pun tidak ada jaminan untuk dapat hasil ikan, dapat hasil ikan pun belum tentu dapat menutupi biaya operasional mereka. disini aku mengingatkan, ikhlaskan lah biaya yang kalian keluarkan saat liburan di desa Teluk Tamiang, kalian tidak tiap hari juga liburan kesana, niatkan liburan kalian sekalian untuk membantu ekonomi mereka, sekolah anak-anak di desa Teluk tamiang. 300ribu biaya kapal dibagi 7-10 orang dalam satu kapal biayanya tak sampai 50ribu satu orang, bayangkan kita hanya mengeluarkan 50ribu dalam satu atau dua kali dalam satu tahun sekali untuk perekonomian masyarakat desa Teluk Tamiang & Tanjung Kunyit. Berhentilah Mengeluh.!!

perkembangan lainya yang sangat menyenangkan adalah banyaknya sentuhan pemerintah Kabupaten Kotabaru dalam membangunan prasarana di Pantai Teluk Tamiang, berupa bangunan kamar mandi bilas dan toilet di beberapa sudut desa Teluk Tamiang, sangat menyegarkan dan melegakan



selain toilet dan kamar mandi, beberapa sudut desa dibuatkan tempat duduk kecil dan sebuah tempat berteduh yang bisa dijadikan tempat berkumpul maupun tempat ibadah.



bila kawan-kawan ada yang berkunjung ke desa Teluk Tamiang tahun 2012-2014, banyak menemui masyarakat yang duduk di ujung dermaga dan main hape, itu dikarenakan saat ini sinyal internet handphone belum masuk kesana, sinyal internel ada di ujung dermaga saja. namun pada 2017 sebuah perubahan besar masuk ke desa Teluk Tamiang, adanya tower Telkomsel yang dibangun ditengah desa, dengan sinyal internet 4G yang kencang, sangat membantu sekali dalam arus informasi.


terimakasih sudah mampir dan membaca cerita ini, semoga menginspirasi. Salam Lestari.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANDUAN WISATA KULINER DI KABUPATEN KOTABARU & JAJANAN ENAK DI KABUPATEN KOTABARU.

PANDUAN MEMBELI OLEH-OLEH KHAS DARI KABUPATEN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN.

SEBUAH LANGKAH BARU : WISATA SANTAI, TEMPAT BERKEMAH ATAU TEMPAT KEMPING DI KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN