MENULIS SEBUAH KENANGAN : BULAN RAMADHAN DI PULAU MATA SIRIH, PULAU MARADAPAN, PULAU MARABATUAN, KECAMATAN PULAU SEMBILAN KOTABARU

mengawali tahun 2018, tiba-tiba inspirasi menghampiri untuk membuat sebuah tullisan lagi. cukup banyak sebenarnya perjalanan yang dilalui selama blog ini vakun, selain rekan setenda yang sekarang mulai sibuk, dan saya yang sedang berjuang untuk format masa depan. senang rasanya inspirasi ini bila dituangkan, walau sebenarnya cerita lama bulan Ramadhan 2016 Masehi.

ya, ini adalah cerita tentang perjalanan puasa di kecamatan pulau sembilan, kenangan yang berbeda dari perjalanan sebelumnya. dimana saat perjalanan lain dilaksanakan saat perut terisi dan tas berisikan logistik untuk disantap. sebuah cerita yang menurutku sangat menarik, kombinasi berpuasa dan perjalanan ke Kec. Pulau Sembilan yang terkenal cukup jauh dari ibukota Kabupaten Kotabaru.

yang mebuat berkesan adalah ini merupakan langkah pertama ke Kecamatan Pulau Sembilan, sangat antusias dan bersemangat.

perjalanan dimulai setelah sholat subuh dari ibukota kabupaten, Kotabaru. perjalanan sekitar 6-8 jam yang cukup menguras energi. ya jelas menguras energi, dikarenakan dalam kondisi berpuasa. namun hati sangat senang dan bersemangat. perjalanan laut 6-8 jam bukanlah sebuah masalah.
selfie pertama di Pulau Mata Sirih,  Kec. Pulau Sembilan.

pulau yang paling dekat dari ibukota Kotabaru adalah Pulau Marabatuan, namun persinggahan ditunda karena tujuan pertama adalah Pulau Mata sirih, sekitar satu jam dari pulau Marabatuan. satu jam dimotor sih sebentar, tapi kalau satu jam dilaut cukup membuat lelah.

sebuah pulau Legendaris untuk anak-anak ibukota kabupaten, cengan cerita tentang penyakit Malaria yang cukup kuat. beberapa masyarakat membenarkan tentang penyakit malaria yang cukup hebat sekitar tahun 90an. sangat menarik untuk menginjakan kaki di pulau unik ini.
istirahat dirumah warga di pulau Mata Sirih, nonton acara tv berbahasa suku daerah

tidak cukup rasanya waktu 24 jam untuk memberi nilai bagi Pulau Mata Sirih. tekstur pulau yang cukup unik, semacam gula merah yang berbentuk gunung segitiga. beredar cerita masa kecil tentang cahaya matahari yang terhalang bukit sehingga warga desa agak terlambat menerima cahaya matahari pagi karena posisi desa di bagian barat pulau.
salah satu sudut Pulau Mata Sirih

Hujan di pulau Mata Sirih
sudut rumah warga di Pulau Mata Sirih yang sederhana 

suasana yang menyenangkan bisa berada disini. sebuah pulau yang berisi tentang Perjuangan, selain berjuang untuk hidup dan sehat, mereka juga berjuang untuk komunikasi, ya belum adanya pihak pembangun komunikasi yang mau membangun pemancar sinyal dengan berbagai alasanya, disaat kita mengeluh tentang sinyal internet, mereka tetap hidup berjuang tanpa sinyal komunikasi handphone.
salah satu sudut desa di Pulau Mata Sirih, halaman rumah yang tepat ditepi laut menghadap sebelah barat.

sangat disayangkan terlupa untuk dokumentasi saat berbuka puasa di Pulau Mata Sirih dan pengalaman pertama sholat taraweh di Pulau Mata Sirih. cerita dilanjutkan besok hari saat singgah dan sahur di Pulau Maradapan, secara geografis berhadapan dengan pulau mata sirih. perjalanan kapal mungkin sekitar 20-30 menit.
selfie pertama di pulau Maradapan.

pulau yang mempunyai cerita kuat tentang penyakit Malaria, suasana desa yang tenang menyambut kami, salah satu momen lucu adalah saat orang lain takut dengan Malaria, aku malah tidur dengan celana pendek tanpa selimut ataupun pelindung lainya, alhamudulillah sampai blog ini rilis masih sehat. dan tidurnya pun tidak dirumah, melainkan di lapangan bulutangkis yang disulap jadi bangsal darurat. alhamdulillah berkesempatan sahur untuk puasa di Pulau Maradapan.
sudut lapangan bulutangkis di Pulau Maradapan yang jadi tempat tidur dan sahur.

salah satu sudut desa di Pulau maradapan.

sudut desa yang dijadikan dapur untuk membakar ikan untuk sahur.

paginya perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Marabatuan sekaligus pulang ke ibukota Kotabaru, persinggahan ini merupakan momen spesial karena pagi itu tiba-tiba angin berhembus kencang sehingga gelombang cukup besar, dan ditambah hujan yang deras, sehingga sempat membuat pulau Marabatuan tidak terlihat.
pemandangan jendela rumah warga di Pulau Marabatuan.

salah satu sudut pulau Marabatuan dari rumah warga tempat kami tidur

Marabatuan merupakan ibukota kecamatan yang cukup mendapat fasilitas, salah satunya ada sinyal handphone, namun sinyal internet yang masih 2G-3G saja. namun wajib disyukuri kita masih bisa menelpon keluarga dan orang kesayangan.

alhamdulillah sempat merasakan berbuka puasa di pulau marabatuan, sepertinya bakal sulit mencari momen sepeti ini, berpuasa di pulau yang sangat jauh dari rumah. yang spesial adalah saat itu musim kepiting laut, atau biasa disebut Rajungan. ukuran yang super, rasa yang manis, nikmat sekali.
kepiting rajungan untuk berbuka puasa di Pulau Marabatuan

demikian cerita pendek ini saya tuangkan, sebuah files times masa lalu yang cukup unik dan sangat menyenangkan, besar harapan tahun 2018 menjadi tahun yang penuh berkah dan spesial. 


selamat berjuang semuanya untuk masa depan. 


#VisitKotabaru #GoodNewsFromOriOda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANDUAN WISATA KULINER DI KABUPATEN KOTABARU & JAJANAN ENAK DI KABUPATEN KOTABARU.

PANDUAN MEMBELI OLEH-OLEH KHAS DARI KABUPATEN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN.

SEBUAH LANGKAH BARU : WISATA SANTAI, TEMPAT BERKEMAH ATAU TEMPAT KEMPING DI KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN